Temukan informasi terkini dengan mengikuti akun resmi sosial media kami

Ikon Kota

 

Kota Depok terbentuk tahun 1999 berdasarkan UU No.15 Tahun 1999, dengan luas wilayah 20.029 m² yang meliputi 6 Kecamatan, yaitu : Pancoran Mas, Beji, Sukmajaya, Limo, Sawangan dan  Cimanggis. Salah satu potensi pertanian yang cukup potensial adalah belimbing.

Belimbing Depok yang dikenal dengan Belimbing Dewa ini merupakan buah hasil karya petani penangkar Depok,  Bapak H.Usman Mubin. Buah yang berwarna kuning-oranye ini, mengandung vitamin C dan A yang cukup tinggi. Belimbing Depok yang besar dapat mencapai 0.8 kg per buah. Rasa manisnya ditengarai sebagai obat herbal penurun darah tinggi/hipertensi, kencing manis, nyeri lambung, dan sebagainya.

Buah ini sangat prospektif dikembangkan di Kota Depok, dan kini telah menjadi buah unggulan yang secara komparatif lebih unggul dibandingkan buah belimbing yang lainnya yang ada di Indonesia. Hal ini diketahui pada setiap event lomba buah unggul dan pameran-pameran buah nasional serta internasional. Buah Belimbing Dewa selalu menjuarai lomba buah unggul tingkat nasional versi Trubus.

Potensi pertanian belimbing di Kota Depok sampai tahun 2006 berjumlah 33.729 dengan total luas areal 135 Ha yang menyebar di wilayah Kota Depok. Perkiraan buah belimbing yang produktif berumur tanaman lebih dari 4 tahun, yang memiliki kapasitas produksi per tahun 100-150 kg per pohon per tahun. Tanaman produktif ini kurang lebih berjumlah sekitar 27.500-28.000 pohon terdapat di Depok. Sehingga perkiraan total produksi yang dihasilkan dari belimbing Depok berkisar antara 2.700 ton sampai 3.000 ton per tahun. Sementara kapasitas produksi belimbing jika diterapkan budidaya sesuai SOP Belimbing Dewa, diharapkan produktifitas per pohon dapat mencapai 300 kg per tahun dan jika diasumsikan harga per kg belimbing berkisar antara Rp 4.000 – Rp 6.000. Maka omzet penjualan belimbing setiap tahun berkisar Rp 16 Miliar sampai 24 Miliar per tahun. Nilai yang cukup besar untuk satu produk pertanian perkotaan.

Tanaman belimbing di Kota Depok banyak dikembangkan di lahan-lahan masyarakat. Uniknya, banyak juga yang dikembangkan di sepanjang kali Ciliwung, contohnya di kelurahan Pondok Cina, kelurahan Tugu dan kelurahan Kelapa Dua. Sehingga pemandangan sepanjang kali Ciliwung menjadi indah dan asri dengan keberadaan tanaman belimbing ini. Hal ini berpotensi menjadi kawasan agrowisata belimbing Depok di sepanjang DAS Ciliwung. Suatu potensi sumber daya alam yang tak ternilai harganya, terutama di tengah keramaian lalu-lintas jalan di Kota Depok.

Upaya lain dalam meningkatkan nilai tambah produk belimbing adalah pengolahan produk. Walaupun usaha pengolahan hortikultura di kota Depok masih minim, akan tetapi sosialisasi pelatihan bagi  pengusaha mikro di bidang pengolahan dalam memproduksi olahan hortikultura khususnya buah-buahan menjadi minuman segar terus ditingkatkan. Sampai  kini mulai banyak pengusaha di kota Depok yang merintis  olahan produk holtikultura seperti buah belimbing dan jambu biji merah, diantaranya  Bapak Toni, Ibu Maria dan Ibu Retno.

Toko Fresh e adalah salah satu toko buah segar di Jl. Margonda yang telah melakukan kemitraan dengan Asosiasi Petani Belimbing Depok (APEBEDE) dalam pemasaran buah belimbing, jambu dan lain-lain. Walaupun kapasitas penerimaan produk masih rendah sekitar 15-20 kg per minggu, akan tetapi perlu upaya mempertahankan kemitraan ini. Pada akhirnya petani memiliki kemampuan untuk berkomitmen dengan pengusaha ritel buah segar yang selalu memenuhi 3 K (Kapasitas, Kontinuitas, dan Kualitas). PT Sewu Segar sebagai supplier buah belimbing untuk wilayah Jakarta dan Surabaya telah membantu memasarkan belimbing hingga mencapai 1 ton per bulannya. Kapasitasnya akan terus dinaikkan sesuai peningkatan hasil kualitas belimbing dari para petani Kota Depok.

Dalam upaya pemenuhan kualitas produk, para petani mulai menerapkan SOP GAP Belimbing Dewa. Hal ini juga dipicu dengan peluang pasar komoditas yang masih cukup besar, karenanya keunggulan spesifik yang dimiliki Belimbing Dewa Depok cukup diminati konsumen. Peluang pasar belimbing untuk kawasan Jabodetabek ini menjadikan Depok memiliki peningkatan kualitas produksi Belimbing Dewa mencapai angka 6.000 ton pertahun.

Depok yang memiliki visi sebagai kota niaga dan jasa  diharapkan menjadi daerah yang nyaman bagi penduduknya. Kenyamanan tersebut salah satunya dengan tetap mempertahankan ruang terbuka hijau dan potensi lahan pertanian.

Belimbing yang produktif menjadi salah satu pilihan dalam mempertahankan ruang terbuka hijau perkotaan. Sesuai amanat UU Tata Ruang, ruang terbuka hijau perkotaan harus memuat 30% dari total luas wilayah, Kota Depok tetap memiliki komoditas unggulan yang bernilai kompetitif dan komparatif khususnya komoditas hortikultura yang merupakan sumber daya lokal (Base Resources) Kota Depok yaitu belimbing. Keunggulan spesifik inilah yang harus dilestarikan dan menjadi ikon kota, sehingga di masa mendatang Kota Depok tetap memiliki kebanggaan akan sumber daya alam yang potensial dari pengembangan produk pertanian spesifik wilayah dan mendukung ruang terbuka hijau Kota Depok.